Membaca Al-Qur’an tidak cukup hanya melafalkan huruf, tetapi juga harus memperhatikan hukum tajwid yang menjaga keindahan bacaan. Salah satu hukum yang sering di anggap remeh adalah mad iwad. Padahal, aturan ini memegang peran penting dalam menjaga keserasian lantunan. Banyak orang melewati hukum ini karena di anggap kecil, padahal pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas tilawah. Dengan memahami, melatih, dan menerapkan hukum tajwid ini, bacaan menjadi lebih indah, sesuai tajwid, dan mendatangkan pahala berlipat.
Pengertian Mad Iwad
Secara bahasa, mad berarti panjang sedangkan iwad berarti pengganti. Dalam ilmu tajwid, mad iwad adalah hukum bacaan yang terjadi ketika berhenti (waqaf) pada kata berakhiran fathah, lalu fathah tersebut tidak di matikan begitu saja, melainkan di ganti dengan bacaan panjang sebanyak dua harakat. Aturan ini memberikan ciri khas tersendiri dalam tilawah, karena suara bacaan menjadi lebih mengalir dan tidak terputus secara tiba-tiba. Namun, hukum ini tidak berlaku pada huruf ta’ marbuthah (ة) yang di-waqaf-kan, sebab huruf tersebut berubah menjadi bunyi h lembut tanpa tambahan panjang.
Dengan kata lain, mad iwad berfungsi sebagai pengganti bunyi fathah di akhir kata dengan suara panjang dua harakat yang harus dijaga konsistensinya. Hukum ini memastikan setiap lafadz tetap terdengar lembut, teratur, dan tidak patah di tengah lantunan ayat, sehingga bacaan lebih selaras dengan kaidah tajwid yang di wariskan sejak Rasulullah ﷺ. Penerapan hukum ini bukan hanya teknis membaca, melainkan juga bentuk kesungguhan dalam menjaga kemurnian tilawah agar keindahan Al-Qur’an tetap terjaga sepanjang zaman.
Selain itu, penerapan mad iwad juga mencerminkan keseriusan seorang pembaca dalam menjaga kesucian bacaan Al-Qur’an. Setiap kali hukum ini dibaca dengan benar, lantunan ayat menjadi lebih berwibawa, menenangkan, dan memberikan nuansa khas yang memperindah tilawah. Keseriusan dalam memahami pengertian hukum-hukum tajwid berarti berusaha menjaga warisan bacaan Al-Qur’an agar tidak berubah sedikit pun dari aturan tajwid yang telah di tetapkan.
Cara Membaca Mad Iwad
Agar bacaan semakin jelas dan tidak salah penerapan, berikut langkah-langkah membaca mad iwad yang bisa kamu ikuti:
- Perhatikan akhir kata dengan cermat
Mad iwad biasanya berlaku jika kata berakhir dengan harakat fathah. Jadi, sebelum melanjutkan bacaan, pastikan kamu melihat tanda harakat terakhir. Kalau memang di ujung kata ada fathah, maka kemungkinan besar hukum ini akan berlaku ketika berhenti (waqaf). - Lakukan waqaf dengan benar
Saat berhenti pada kata yang berakhir fathah, jangan langsung memutus bacaan dengan menutupnya pendek. Alih-alih, ubahlah fathah tersebut menjadi bacaan panjang. Ini penting supaya hukum tajwidnya tidak hilang, dan suara bacaan terdengar lebih teratur. - Panjangkan bacaan menjadi dua harakat
Ukuran mad iwad adalah dua harakat, yaitu sepanjang satu alif atau bisa dihitung seperti dua ketukan. Bacaan ini tidak boleh terlalu cepat atau terlalu panjang. Dengan menjaga ketepatan panjangnya, suara Al-Qur’an yang kita baca jadi enak di dengar dan sesuai kaidah tajwid. - Perhatikan contoh penerapannya
Misalnya, kata وَكِيْلًا (wakiilaa). Kalau berhenti di sana, bacaan tidak cukup ditutup “wakil” begitu saja, tetapi harus diubah menjadi وَكِيْلًا (wakiilaa). Penambahan panjang dua harakat inilah yang menunjukkan adanya mad iwad. - Pahami pengecualian khusus: ta’ marbuthah (ة)
Jika akhir kata berupa ta’ marbuthah (ة), maka hukum mad iwad tidak berlaku. Contohnya dalam kata رَحْمَةٌ (rahmatun). Kalau di waqafkan, bacaan menjadi رَحْمَهْ (rahmah) dengan suara h di akhir, bukan dipanjangkan. Jadi, untuk huruf ini cukup di waqafkan saja tanpa tambahan mad.
Dengan memahami cara membaca hukum tajwid seperti di atas, kita bisa menerapkannya secara konsisten dalam setiap bacaan Al-Qur’an. Hasilnya, bacaan terdengar lebih indah, sesuai aturan tajwid, dan tentu tidak mengubah makna asli ayat.
Contoh Mad Iwad dalam Al-Qur’an
Agar lebih jelas, berikut beberapa contoh bacaan mad iwad yang sering di temui:
- Surah Al-Adiyat ayat 1
وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًاۙ
Kata ضَبْحًاۙ dibaca dengan dipanjangkan dua harakat. - Surah An-Nasr ayat 2
وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًا
Kata اَفْوَاجًا dibaca dengan mad iwad dua harakat. - Surah An-Nasr ayat 3
وَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗوَكَفٰى بِاللّٰهِ وَكِيْلًا
Kata وَكِيْلًا dibaca dengan mad iwad dua harakat.
Dari contoh tersebut terlihat bahwa mad iwad bukan sekadar aturan kecil, melainkan menjaga keluwesan bacaan agar lebih enak di dengar. Bagi yang ingin memahami lebih jauh tentang mad iwad maupun hukum tajwid lainnya, bisa melihat berbagai video pembahasan singkat dan menarik di akun TikTok @khoirunnas.id. Konten yang tersedia membantu memperjelas teori dengan praktik langsung, sehingga pembelajaran Al-Qur’an terasa lebih mudah dan menyenangkan.
Belajar Tajwid Bersama Guru
Mempelajari tajwid tidak cukup hanya dengan membaca buku atau mendengar rekaman tanpa bimbingan. Hukum bacaan seperti mad iwad lebih mudah di pahami jika ada guru yang mendampingi langsung. Kesalahan kecil dalam panjang pendek bacaan sering tidak terasa oleh pembaca, tapi guru bisa segera memperbaikinya. Dengan begitu, pembelajaran jadi lebih terarah. Setiap detail hukum tajwid diperhatikan dengan teliti dan tidak dibiarkan berlalu begitu saja.
Program pembelajaran seperti Khoirunnas hadir sebagai solusi tepat untuk memperbaiki kualitas bacaan Al-Qur’an dari dasar hingga tingkat mahir. Guru bersanad dalam program ini membimbing peserta agar mampu membaca sesuai tajwid, melatih hukum ini yang sering terabaikan, serta memperbaiki makhraj huruf yang kadang tidak sesuai. Metode pembelajaran yang ramah dan fleksibel membuat peserta tidak terbebani, sementara latihan yang konsisten menjadikan bacaan lebih kuat, lancar, dan penuh keyakinan.
Dengan mengikuti program semacam ini, setiap huruf Al-Qur’an dapat dibaca secara lebih tepat, indah, dan penuh keberkahan. Kesungguhan dalam mempelajari tajwid menunjukkan rasa hormat terhadap kalamullah sekaligus tekad untuk menjaga keaslian bacaan. Semakin serius dalam belajar, semakin besar peluang meraih pahala yang mengalir tanpa henti, karena setiap huruf Al-Qur’an yang di baca dengan benar menjadi amal yang tidak akan pernah terputus.
Kesimpulan
Mad iwad adalah aturan sederhana namun penting dalam menjaga bacaan Al-Qur’an tetap indah dan benar. Dengan memahami pengertian, mempelajari contoh, mengetahui cara membacanya, serta berlatih secara konsisten, hukum ini tidak akan lagi dilupakan. Program Khoirunnas dapat menjadi jalan untuk memperbaiki bacaan, menghidupkan kembali hukum-hukum tajwid, dan menjaga keaslian tilawah. Membaca Al-Qur’an dengan benar adalah bentuk penghormatan pada wahyu Allah dan jalan menuju pahala yang tak terputus.
Lebih dari sekadar aturan tajwid, mad iwad juga menjadi simbol perhatian terhadap detail kecil dalam bacaan Al-Qur’an. Kesungguhan dalam memperhatikan hukum ini menumbuhkan rasa cinta yang mendalam pada kalamullah. Setiap lantunan yang sesuai tajwid meneguhkan hati, menenangkan jiwa, dan membuka peluang besar untuk memperoleh keberkahan dalam kehidupan sehari-hari.