15 Contoh Mad Asli Dalam Al-Qur’an

Membaca Al-Qur’an tidak cukup hanya sekadar mengenali huruf hijaiyah, tetapi juga perlu memahami hukum tajwid agar bacaan menjadi benar, indah, dan sesuai dengan aturan. Salah satu hukum tajwid yang paling mendasar adalah mad asli atau disebut juga mad thabi’i. Banyak santri pemula menjadikan hukum bacaan ini sebagai dasar sebelum mempelajari hukum mad yang lebih panjang. Artikel ini akan membahas secara rinci mengenai mad asli beserta 15 contoh mad asli yang terdapat dalam Al-Qur’an.

Pengertian dan Aturan Bacaan Mad Asli

Mad asli adalah mad yang terjadi apabila huruf hijaiyah bertemu dengan huruf mad, yakni alif mati (ا) setelah fathah, huruf ya’ sukun (ي) setelah kasrah, atau huruf wawu sukun (و) setelah dhammah. Panjang bacaan mad asli hanya dua harakat atau seketukan, sehingga hukum ini sering disebut mad thabi’i karena panjangnya bersifat alami dan tidak dipengaruhi huruf lain setelahnya. Oleh sebab itu, mad asli menjadi kunci utama untuk menjaga keindahan tilawah sekaligus memberikan dasar yang kuat sebelum seseorang mendalami hukum bacaan lain yang lebih kompleks.

Keindahan bacaan Al-Qur’an sangat ditentukan oleh konsistensi dalam membaca mad asli. Jika panjangnya lebih dari dua harakat, maka bacaan sudah berubah ke hukum mad lain yang termasuk dalam kategori mad far’i. Sebaliknya, jika terlalu pendek, maka makhraj huruf kehilangan kejelasan dan pesan ayat berpotensi kurang tersampaikan dengan baik. Oleh karena itu, memahami dan melatih mad asli menjadi langkah awal yang tidak bisa diabaikan dalam proses mempelajari tajwid. Dengan demikian, pembelajaran mad asli tidak hanya penting, tetapi juga menjadi pondasi yang wajib dikuatkan sejak awal.

Mad asli juga disebut sebagai mad alami karena pembaca tidak perlu melakukan tambahan usaha dalam memanjangkan suaranya. Panjang bacaan muncul dengan sendirinya ketika huruf bertemu dengan huruf mad. Selain itu, hukum ini menunjukkan betapa mudahnya mad asli untuk diterapkan, sekaligus menegaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan dengan struktur bahasa yang sempurna dan teratur. Bahkan, dengan penguasaan mad asli, setiap huruf terdengar jelas, harmonis, dan mampu memberikan rasa nyaman bagi pendengar.

Latihan yang konsisten dalam membaca mad asli akan membentuk kebiasaan positif saat melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an. Ketika hukum bacaan ini dipraktikkan dengan benar, bacaan terdengar mengalir indah, tidak terputus, dan memiliki ketepatan panjang yang sama dari awal hingga akhir. Pada akhirnya, kebiasaan ini tidak hanya menciptakan ketenangan bagi hati pembaca, tetapi juga menambah kekhusyukan dalam beribadah.

15 Contoh Mad Asli dalam Al-Qur’an

Berikut penjelasan dan 15 contoh mad asli yang di ambil dari ayat-ayat Al-Qur’an. Setiap contoh menunjukkan posisi huruf mad dan bagaimana hukum bacaan ini di terapkan:

  1. قَالَ (Qāla) dalam QS. Al-Baqarah [2]:30. Pada kata ini terdapat alif setelah fathah.
  2. قِيلَ (Qīla) dalam QS. Al-Baqarah [2]:11. Terdapat huruf ya’ mati setelah kasrah.
  3. يَقُولُ (Yaqūlu) dalam QS. Al-Baqarah [2]:8. Ada huruf wawu mati setelah dhammah.
  4. مَالِكِ (Māliki) dalam QS. Al-Fatihah [1]:4. Huruf alif setelah fathah pada huruf mim.
  5. الضَّالِّينَ (Adh-Dhāllīn) dalam QS. Al-Fatihah [1]:7. Alif setelah fathah pada huruf dhad.
  6. حُورٌ (Hūrun) dalam QS. Al-Waqi’ah [56]:22. Wawu mati setelah dhammah.
  7. قِيلَ (Qīla) dalam QS. Al-Mulk [67]:9. Huruf ya’ mati setelah kasrah.
  8. تَابَ (Tāba) dalam QS. At-Tahrim [66]:8. Alif setelah fathah pada huruf ta.
  9. نُوحٍ (Nūhin) dalam QS. An-Nisa [4]:163. Wawu mati setelah dhammah.
  10. جَاءَ (Jā’a) dalam QS. An-Nisa [4]:64. Alif setelah fathah pada huruf jim.
  11. سِيرُوا (Sīrū) dalam QS. Al-An’am [6]:11. Ya’ mati setelah kasrah dan wawu mati setelah dhammah.
  12. قُومُوا (Qūmū) dalam QS. An-Nisa [4]:102. Wawu mati setelah dhammah.
  13. غَافِلُونَ (Ghāfilūn) dalam QS. Al-Anbiya [21]:1. Alif setelah fathah dan wawu mati setelah dhammah.
  14. خَافُونِ (Khāfūni) dalam QS. Al-Ma’idah [5]:44. Alif setelah fathah pada huruf kha.
  15. بِسُورَةٍ (Bisūratin) dalam QS. Yunus [10]:38. Wawu mati setelah dhammah.

Dari 15 contoh mad asli tersebut terlihat bahwa penerapannya sangat mudah ditemukan hampir di setiap halaman Al-Qur’an. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya hukum mad asli untuk dipelajari terlebih dahulu sebelum memasuki hukum-hukum tajwid lainnya. Untuk memperdalam pemahaman dengan cara yang lebih praktis, sangat disarankan menonton video pembelajaran di TikTok @khoirunnas.id yang menyajikan penjelasan tajwid secara singkat, jelas, dan mudah diikuti.

Pentingnya Memahami Mad Asli

Memahami mad asli tidak hanya sekadar untuk memperbaiki bacaan, tetapi juga untuk menambah kekhusyukan ketika membaca Al-Qur’an. Selain itu, suara menjadi lebih merdu, makna ayat semakin jelas, dan bacaan terdengar harmonis. Dengan demikian, tajwid pada akhirnya bukan hanya persoalan teknis membaca, melainkan juga bagian dari menjaga kemurnian firman Allah agar tidak berubah sedikit pun dari cara bacaan yang di wariskan sejak Rasulullah ﷺ. Bahkan, dengan penguasaan mad asli, tilawah dapat membawa ketenangan batin dan menghadirkan suasana spiritual yang lebih mendalam.

Di era digital, platform pembelajaran Al-Qur’an modern seperti Khoirunnas sangat membantu siapa saja yang ingin memperdalam ilmu tajwid, termasuk dalam mempelajari mad asli. Melalui bimbingan guru yang berpengalaman serta metode interaktif, proses pembelajaran menjadi lebih efektif. Selain itu, Khoirunnas tidak hanya menekankan teori, tetapi juga memberikan ruang praktik langsung sehingga setiap bacaan dapat dikoreksi secara tepat. Oleh sebab itu, kehadiran Khoirunnas menjadi solusi praktis bagi pembaca yang ingin menguasai tajwid dengan benar, mudah, dan tetap sesuai sanad. Dengan kata lain, belajar tajwid bersama Khoirunnas memberikan jaminan kualitas bacaan sekaligus memperkuat semangat untuk terus istiqamah dalam tilawah.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top