Sifat marah wajar ada pada setiap manusia, tetapi jika berlebihan akan merusak hati, kesehatan, dan hubungan sosial. Islam mengajarkan pengendalian amarah sebagai tanda kesempurnaan iman. Oleh karena itu, memahami cara menghilangkan sifat pemarah sangat penting agar hidup lebih tenang, hubungan harmonis, dan ibadah semakin berkualitas.
1. Cara Menghilangkan Sifat Pemarah dengan Membaca Ta’awudz dan Mengingat Allah
Saat marah, langkah pertama yang diajarkan Rasulullah SAW adalah membaca ta’awudz, “A’udzubillahi minasy-syaithanir-rajim.” Kalimat ini menjadi tameng yang kuat karena marah sesungguhnya bersumber dari setan. Dengan berlindung kepada Allah, bisikan setan yang mendorong amarah dapat dilemahkan. Membaca ta’awudz tidak hanya sebatas ucapan lisan, tetapi juga bentuk kesadaran bahwa pertolongan Allah sangat dibutuhkan untuk menundukkan hawa nafsu. Zikir dan doa yang menyertai bacaan ini mampu menenangkan hati, menjernihkan pikiran, serta menahan diri dari kata-kata kasar maupun tindakan merugikan.
Kebiasaan membaca ta’awudz dan mengingat Allah juga melatih diri agar memiliki kontrol emosi yang stabil. Hati yang dekat dengan Allah akan lebih cepat sadar ketika amarah mulai muncul, sehingga pencegahan bisa dilakukan lebih awal. Dengan kesadaran tersebut, potensi kerusakan akibat amarah dapat dihindari. Membiasakan diri dengan ta’awudz membuat jiwa lebih tenang, melahirkan keteguhan hati, dan menjadikan kesabaran sebagai kekuatan sejati dalam menghadapi berbagai situasi penuh tekanan.
2. Mengubah Posisi Tubuh dan Menjaga Diam
Cara sederhana namun sangat efektif untuk meredakan amarah adalah mengubah posisi tubuh. Rasulullah SAW menuntun agar seseorang yang sedang berdiri lalu marah segera duduk, dan jika masih marah maka berbaring. Perubahan posisi ini mampu menurunkan intensitas emosi karena gerakan tubuh memengaruhi kondisi psikologis. Dengan menurunkan posisi, emosi yang membara menjadi lebih terkendali. Rasulullah SAW menunjukkan bahwa mengendalikan marah tidak selalu harus dengan banyak kata, tetapi bisa melalui tindakan sederhana yang penuh makna.
Selain itu, menjaga diam menjadi senjata ampuh dalam menghadapi amarah. Diam melindungi lisan dari ucapan yang menyakitkan dan menjaga hati dari dosa akibat kata-kata kasar. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa kekuatan sejati bukan diukur dari seberapa keras suara yang dilontarkan, melainkan dari kemampuan menahan diri. Diam dalam kondisi marah menghadirkan wibawa, menguatkan kesabaran, dan menunjukkan kedewasaan akhlak. Dengan membiasakan diri mengubah posisi tubuh dan menjaga diam, amarah tidak berkembang menjadi kerusakan, melainkan berubah menjadi kesempatan untuk memperbaiki diri.
3. Cara Menghilangkan Sifat Pemarah melalui Wudhu yang Menyejukkan Jiwa
Rasulullah SAW bersabda bahwa amarah berasal dari api, dan api hanya bisa dipadamkan dengan air. Karena itu, wudhu menjadi cara terbaik untuk menenangkan hati. Air wudhu tidak hanya membersihkan anggota tubuh dari hadas kecil, tetapi juga menyejukkan jiwa yang sedang terbakar emosi. Dengan gerakan wudhu yang penuh kesadaran, pikiran perlahan menjadi lebih tenang dan hati lebih mudah menerima petunjuk kebaikan.
Kebiasaan berwudhu ketika marah juga melatih diri untuk merespons emosi dengan tindakan yang penuh makna. Air wudhu yang mengalir bukan sekadar ritual, melainkan terapi spiritual yang menyalurkan energi negatif menjadi ketenangan. Setelah berwudhu, daya pikir akan kembali jernih, dan keputusan yang diambil tidak lagi dipengaruhi oleh ledakan emosi. Dengan demikian, wudhu bukan hanya ibadah, tetapi juga sarana nyata untuk mengendalikan sifat pemarah sesuai tuntunan Rasulullah SAW.
4. Melatih Kesabaran dengan Zikir dan Membaca Al-Qur’an
Salah satu cara menghilangkan sifat pemarah yang paling kuat adalah memperbanyak zikir dan membaca Al-Qur’an. Zikir membuat hati selalu sadar bahwa Allah mengawasi setiap perbuatan, sehingga emosi lebih mudah terkendali. Membaca Al-Qur’an, terutama ayat-ayat yang menekankan kesabaran, akan melembutkan hati yang keras dan menuntun jiwa untuk menanggapi masalah dengan tenang. Dengan melatih diri untuk berdzikir, amarah dapat berubah menjadi ketenangan, kasih sayang, serta kebijaksanaan dalam menghadapi orang lain.
Selain itu, zikir dan tilawah Al-Qur’an memberikan kekuatan spiritual yang mendalam. Hati yang terbiasa dengan lantunan ayat-ayat suci akan lebih siap menghadapi ujian hidup tanpa mudah tersulut emosi. Kebiasaan ini menumbuhkan kesabaran, meningkatkan empati, serta menguatkan keyakinan bahwa setiap peristiwa memiliki hikmah. Dengan demikian, zikir dan Al-Qur’an tidak hanya melembutkan jiwa, tetapi juga membangun karakter penuh kesabaran yang mampu menundukkan sifat pemarah secara perlahan namun pasti.
5. Memilih Lingkungan yang Baik dan Belajar Bersama Khoirunnas
Lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap sikap seseorang. Berada di sekitar orang sabar akan memudahkan meniru akhlak baik, sedangkan lingkungan penuh amarah justru memperburuk sifat. Di sinilah peran platform Khoirunnas sangat membantu. Khoirunnas menyediakan bimbingan ngaji, kajian Islami, dan pembelajaran akhlak langsung dari ustadz atau ustadzah terpercaya.
Dengan rutin mengikuti pembelajaran di Khoirunnas, seseorang tidak hanya menambah ilmu agama, tetapi juga membentuk akhlak yang sabar. Kajian interaktif mendorong peserta memahami pentingnya mengendalikan emosi, sedangkan rutinitas mengaji menjadikan hati lebih lembut. Aktivitas spiritual yang konsisten bersama Khoirunnas membuat proses menghilangkan sifat pemarah lebih mudah dan terasa nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai tambahan inspirasi, berbagai video singkat di akun TikTok @khoirunnas.id bisa menjadi sarana belajar yang ringan namun penuh makna. Konten yang disajikan membantu memperkuat pemahaman tentang akhlak Islami, memberikan motivasi untuk terus melatih kesabaran, dan menjadi pengingat sehari-hari agar sifat pemarah dapat ditundukkan dengan cara yang sesuai tuntunan Rasulullah SAW.
Kesimpulan
Sifat pemarah bisa diatasi dengan mengikuti tuntunan Rasulullah SAW. Membaca ta’awudz, mengubah posisi tubuh, menjaga diam, berwudhu, memperbanyak zikir, serta memilih lingkungan yang baik adalah langkah Islami yang nyata. Kehadiran platform Khoirunnas membantu memperkuat proses ini melalui kajian, bimbingan, dan pendampingan spiritual.
Memahami cara menghilangkan sifat pemarah berarti berusaha menundukkan hawa nafsu agar tidak menguasai hati. Dengan kesabaran, hidup menjadi lebih damai, hubungan lebih harmonis, dan keberkahan dari Allah SWT semakin dekat. Sesungguhnya kekuatan sejati bukan pada keberanian melawan orang lain, melainkan pada kemampuan mengendalikan diri saat amarah datang.


