
Membaca Al-Qur’an dengan benar bukan sekadar mengeja huruf Arab, tetapi juga memahami tata bacanya, aturan tajwidnya, dan tempat keluarnya setiap huruf atau makhraj-nya. Bagi banyak orang, proses belajar ini bukan hal yang instan. Namun, cara memperbaiki bacaan al-qur’an bisa dilakukan secara bertahap dan konsisten. Dengan bimbingan yang tepat dan semangat yang kuat, setiap muslim bisa meningkatkan kualitas bacaannya agar lebih sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad ﷺ dan ajaran para ulama.
Kesalahan dalam membaca Al-Qur’an biasanya terjadi karena tiga hal utama: kurangnya pemahaman tajwid, keliru dalam pengucapan makhraj huruf, dan kurangnya latihan mendengarkan serta meniru bacaan yang benar. Hal ini lumrah terjadi, terutama jika sejak kecil tidak mendapatkan pembiasaan yang kuat dalam membaca Al-Qur’an dengan kaidah yang benar. Namun, setiap orang bisa memperbaiki kesalahan bacaannya asalkan mau belajar dengan sungguh-sungguh dan benar.
Bagi yang ingin serius memperbaiki bacaannya, langkah pertama adalah menyadari bahwa membaca Al-Qur’an bukan hanya ritual harian, tetapi juga ibadah yang menuntut kesungguhan. Rasulullah ﷺ menyebutkan dalam sebuah hadits bahwa Allah memberikan pahala dua kali lipat kepada orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata karena ia bersungguh-sungguh dalam belajar. Maka, cara memperbaiki bacaan al-qur’an tidak hanya penting dari sisi teknis, tapi juga bernilai tinggi di sisi Allah ﷻ.
1. Tajwid: Fondasi Utama Cara Memperbaiki Bacaan Al-qur’an Dengan Benar
Tajwid merupakan ilmu penting yang mengatur tata cara membaca Al-Qur’an secara benar, sesuai dengan kaidah yang diwariskan turun-temurun sejak masa Rasulullah ﷺ. Di dalam ilmu tajwid terdapat banyak hukum bacaan seperti idgham, ikhfa, iqlab, mad, dan berbagai aturan lainnya. Setiap hukum memiliki fungsi yang sangat vital, tidak hanya untuk memperindah bacaan, tetapi juga untuk menjaga ketepatan makna yang terkandung dalam setiap ayat. Kesalahan dalam menerapkan hukum tajwid bisa membuat makna ayat berubah, bahkan bisa mengarah pada kekeliruan pemahaman.
Memperbaiki bacaan Al-Qur’an sebaiknya dimulai dengan mengenal dan mempraktikkan dasar-dasar tajwid secara konsisten. Pengenalan terhadap hukum nun mati dan tanwin, pemahaman cara membaca huruf mim sukun, serta penguasaan panjang-pendek bacaan dalam mad adalah langkah awal yang sangat penting. Proses menguasai tajwid membutuhkan latihan berkelanjutan dan bimbingan yang tepat, bukan usaha sesaat. Guru yang rutin mengajarkan tajwid mampu mempercepat pemahaman murid dan membantu mereka memperbaiki bacaan dengan lebih efektif melalui bimbingan langsung dan latihan terarah.
Bimbingan yang berkualitas akan memudahkan murid belajar memahami aturan tajwid secara bertahap. Penjelasan langsung dari pengajar, koreksi bacaan secara personal, dan metode pengulangan yang terarah akan mempercepat proses belajar. Salah satu program yang menawarkan model belajar seperti ini adalah Khoirunnas, sebuah kursus ngaji online privat yang fokus pada tajwid praktis. Dalam program ini, ustadz/ustadzah yang profesional membimbing setiap murid secara langsung, sehingga dapat mengoreksi kesalahan bacaan secara real-time dan mencegah kesalahan yang sama terulang kembali.
Pengajar memberikan pembelajaran secara privat dan fleksibel, sehingga setiap murid merasa lebih leluasa saat memperbaiki bacaannya tanpa rasa canggung. Metode belajarnya tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga mengarahkan murid untuk langsung mempraktikkan dan mengevaluasi bacaannya secara rutin. Pendekatan ini terbukti efektif untuk memperbaiki bacaan Al-Qur’an secara menyeluruh, dari tajwid dasar hingga aplikasi lanjutan. Dengan komitmen belajar yang baik dan pendampingan yang konsisten, peningkatan kualitas bacaan akan terasa dalam waktu yang relatif singkat.
2. Makhraj: Mengeluarkan Huruf dari Tempat yang Tepat
Menguasai makhraj menjadi langkah penting dalam proses memperbaiki bacaan Al-Qur’an. Makhraj adalah tempat keluarnya huruf saat dilafalkan, baik itu dari tenggorokan, lidah, bibir, atau rongga mulut. Setiap huruf hijaiyah memiliki posisi khusus yang tidak bisa digantikan oleh posisi lain. Jika pelafalan tidak sesuai makhraj, maka huruf akan terdengar seperti huruf lain dan berisiko mengubah arti kata dalam ayat yang dibaca.
Kesalahan makhraj sering terjadi tanpa disadari. Contohnya, huruf “ض” sering dibaca seperti “د” atau “ز”, dan huruf “ص” kerap terdengar seperti huruf “s” biasa. Perbedaan kecil ini sebenarnya sangat krusial karena makna dalam Al-Qur’an sangat bergantung pada ketepatan bunyi. Maka, proses pelafalan tidak cukup hanya sekadar menghafal bentuk huruf, tetapi juga harus memahami dan melatih cara mengucapkannya dengan tepat.
Latihan intens menjadi kunci dalam memperbaiki makhraj. Salah satu cara efektif adalah dengan rutin mendengarkan bacaan qari’ bersanad atau guru yang sudah ahli dalam ilmu tajwid. Setelah itu, pelafalan bisa dilatih dengan cara menirukan bacaan tersebut secara perlahan dan teliti. Merekam suara saat membaca Al-Qur’an dan membandingkannya dengan bacaan standar juga sangat membantu untuk mengoreksi kesalahan secara mandiri.
Dalam program seperti Khoirunnas, murid tidak hanya belajar teori makhraj, tetapi juga mendapatkan koreksi langsung dari ustadz/ustadzah secara personal. Proses ini sangat membantu dalam memperbaiki pelafalan satu per satu huruf secara mendalam. Pengajar mendampingi secara intensif, mengoreksi setiap kesalahan saat murid membaca, dan melatih pelafalan yang benar secara berulang. Dengan cara ini, murid merasakan hasil perbaikan bacaan Al-Qur’an lebih cepat dan mampu menghentikan kebiasaan salah baca sebelum mengakar.
👉 Temukan video pembelajaran pendek Khoirunnas di TikTok: tiktok.com/@khoirunnas.id
3. Konsistensi dan Latihan Rutin
Setelah memahami tajwid dan makhraj, hal yang tak kalah penting adalah menjaga konsistensi dalam membaca dan berlatih. Karena, tanpa latihan rutin, pembaca hanya akan menyimpan pemahaman sebagai teori yang mudah terlupakan. Setiap huruf dalam Al-Qur’an memiliki cara baca tersendiri, dan latihan yang konsisten akan membiasakan lidah melafalkannya dengan benar.
Luangkan waktu minimal 15-30 menit setiap hari untuk membaca Al-Qur’an secara tartil, yaitu pelan-pelan dengan memperhatikan hukum bacaan dan makhraj-nya. Jangan terburu-buru menyelesaikan halaman, tetapi fokuslah pada kualitas bacaan. Jika memungkinkan, rekam dan dengarkan kembali bacaan tersebut, lalu cari bagian-bagian yang belum tepat. Ini menjadi proses perbaikan yang jujur dan sangat efektif.
Banyak murid program seperti Khoirunnas melaporkan peningkatan kemampuan setelah beberapa pekan bergabung, terutama karena metode yang digunakan berbasis praktik langsung dan koreksi personal. Dengan sistem privat, murid tidak malu jika melakukan kesalahan karena ustadz/ustadzah akan membimbing dengan sabar tanpa menghakimi. Maka dari itu, memperbaiki bacaan Al-Qur’an akan berjalan lebih maksimal jika seseorang mengikuti sistem belajar yang terarah, disiplin, dan bersahabat.
Kesimpulannya, cara memperbaiki bacaan al-qur’an membutuhkan tiga pilar penting: memahami tajwid, menguasai makhraj, dan melatih konsistensi. Tidak perlu merasa malu jika bacaan belum sempurna, sebab setiap orang memulai dari titik nol. Yang terpenting adalah kemauan untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Dengan niat yang lurus dan pendampingan yang tepat, bacaan Al-Qur’an akan semakin baik, penuh makna, dan membawa keberkahan dalam kehidupan.
Jika ingin memperbaiki bacaan secara maksimal, program Khoirunnas bisa menjadi solusi terbaik. Dengan pendekatan yang fleksibel, interaktif, dan sesuai kebutuhan murid, pembelajaran jadi lebih personal dan cepat terlihat hasilnya. Kini, banyak orang bisa memperbaiki bacaan Al-Qur’annya dengan lebih mudah karena dukungan teknologi dan bimbingan dari guru-guru berpengalaman.
Jadikan Al-Qur’an sebagai teman harian, bukan sekadar bacaan sesekali. Semakin dekat dengan Al-Qur’an, semakin kuat pula ikatan ruhani dengan Allah ﷻ. Maka, jangan tunda lagi proses perbaikannya. Semangat!