Perbedaan Huruf Hijaiyah dan Huruf Arab Biasa lets’ Compare!

Di antara berbagai hal mendasar dalam proses belajar membaca Al-Qur’an, terdapat satu poin penting yang sering terabaikan, yaitu perbedaan antara huruf hijaiyah dan huruf Arab biasa. Banyak orang mengira kedua jenis huruf tersebut sama karena tampilan bentuknya terlihat serupa. Namun, jika memperhatikan dengan lebih saksama dan mendalam, akan terlihat bahwa huruf hijaiyah dan huruf Arab biasa memiliki perbedaan yang signifikan, baik dari segi fungsi, pelafalan, maupun tujuan penggunaannya dalam konteks masing-masing. Kesalahan dalam memahami perbedaan tersebut dapat menimbulkan kekeliruan dalam membaca Al-Qur’an secara tepat, bahkan bisa mengubah makna ayat yang sedang dilafalkan.

Oleh sebab itu, penting sekali membekali diri dengan pemahaman yang jelas mengenai perbedaan antara huruf hijaiyah dan huruf Arab biasa, agar proses belajar membaca Al-Qur’an berlangsung dengan benar, tidak sekadar lancar dalam melafalkan. Perbedaan ini bukan hanya menyangkut bentuk secara visual, tetapi juga berkaitan erat dengan nilai spiritual dan aturan teknis dalam ilmu tajwid dan makhraj yang memengaruhi keabsahan bacaan. Dengan memahami perbedaan ini secara utuh, proses pembelajaran Al-Qur’an akan lebih bermakna, tidak sekadar formalitas, tetapi juga menjadi bentuk ibadah yang penuh kehati-hatian dan ketepatan.

Apa Saja Perbedaan Huruf Hijaiyah dan Arab Biasa?

Penjelasan mendalam berikut langsung menunjukkan perbedaan antara huruf hijaiyah dan huruf Arab biasa secara jelas dan terperinci agar pembaca lebih mudah memahaminya.

1. Fungsi dan Penggunaannya Berbeda

Huruf hijaiyah berperan sebagai pondasi utama dalam membaca Al-Qur’an. Setiap huruf hijaiyah berjumlah 28 dan mengeluarkan suara dari tempat khusus (makhraj). Setiap huruf juga menunjukkan sifat tertentu yang wajib diperhatikan sesuai kaidah ilmu tajwid. Pembaca Al-Qur’an wajib memperhatikan makhraj dan sifat ini agar bacaan tetap sesuai dengan tuntunan yang benar. Setiap orang yang membaca huruf hijaiyah dengan tepat tidak hanya menyampaikan makna, tetapi juga menjalankan amal ibadah yang berpahala karena mereka menggunakannya dalam kalimat-kalimat suci Al-Qur’an.

Sebaliknya, huruf Arab biasa lebih digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Penutur bahasa Arab memakai huruf ini dalam komunikasi lisan dan tulisan, seperti dalam media cetak, perbincangan, atau karya sastra. Meskipun bentuknya hampir sama, huruf Arab biasa tidak menuntut pelafalan sesuai tajwid karena penulis tidak menggunakannya untuk bacaan ibadah. Inilah yang membedakan secara mendasar antara huruf hijaiyah dan huruf Arab biasa. Umat Islam menggunakan huruf hijaiyah untuk membaca wahyu ilahi dan meraih nilai ibadah, sedangkan mereka memakai huruf Arab biasa untuk komunikasi umum tanpa pelafalan khusus.

2. Cara Pelafalan dan Tajwid

Pelafalan huruf hijaiyah wajib mengikuti aturan ilmu tajwid. Pembaca Al-Qur’an harus memahami makhraj, yaitu tempat keluarnya huruf, serta sifat-sifatnya seperti tebal-tipisnya suara, samar-jelasnya bacaan, hingga tekanan atau dengung yang menyertainya. Contohnya, huruf “ض” (dhod) membawa karakteristik unik yang tidak bisa disamakan dengan huruf lain. Membaca huruf ini secara sembarangan dapat merusak keindahan dan ketepatan bacaan Al-Qur’an, bahkan mengubah arti ayat.

Sementara itu, huruf Arab biasa tidak menuntut pelafalan seketat huruf hijaiyah. Orang-orang modern mengucapkan dan melafalkan huruf Arab biasa dalam berbagai logat secara fleksibel, tanpa merasa salah. Dalam konteks komunikasi sehari-hari, makhraj dan sifat huruf tidak menjadi perhatian utama. Namun, saat seseorang membaca Al-Qur’an, kesalahan dalam makhraj bisa mengganggu makna dan mengurangi nilai ibadah. Oleh karena itu, pelafalan huruf hijaiyah menuntut kesungguhan dan kehati-hatian yang tidak berlaku dalam penggunaan huruf Arab biasa.

3. Ada Harakat dan Tanda Baca Khusus

Penulisan huruf hijaiyah dalam Al-Qur’an selalu lengkap dengan harakat dan tanda baca. Tanda-tanda seperti fathah, kasrah, dhammah, sukun, serta tambahan seperti mad, tasydid, dan simbol waqaf sangat penting. Semua itu membimbing pembaca dalam melafalkan ayat secara benar. Harakat ini berfungsi sebagai panduan mutlak agar pembacaan tidak meleset dari aturan tajwid. Selain itu, harakat juga menjaga makna ayat tetap utuh dan sesuai dengan maksud wahyu.

Sebaliknya, teks Arab biasa justru sering kali ditulis tanpa harakat. Penulis mempercayakan pemahaman kata kepada pembaca berdasarkan konteks kalimat. Ini sudah menjadi kebiasaan dalam penulisan surat kabar, buku pelajaran, hingga media sosial berbahasa Arab. Meskipun struktur dasarnya sama-sama menggunakan huruf Arab, huruf hijaiyah dalam Al-Qur’an jauh lebih kompleks karena memiliki sistem penulisan yang sakral dan terstruktur demi menjaga orisinalitas bacaan.

Belajar Membaca Al-Qur’an Harus Paham Hurufnya Dulu

Banyak orang langsung memulai belajar membaca Al-Qur’an tanpa memahami terlebih dahulu jenis huruf yang digunakan di dalamnya. Padahal, mengenal perbedaan antara huruf hijaiyah dan huruf Arab biasa merupakan langkah dasar yang sangat penting. Meskipun secara visual terlihat mirip, kedua jenis huruf ini memiliki fungsi dan cara pelafalan yang berbeda. Seseorang yang mampu membaca teks Arab, belum tentu mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, karena bacaan Al-Qur’an membutuhkan pemahaman tajwid dan makhraj yang tepat.

Oleh karena itu, mulailah proses pembelajaran dari dasar yang benar. Program seperti Khoirunnas menjadi salah satu pilihan yang tepat karena memberikan pembelajaran sejak awal. Program ini mengenalkan murid pada bentuk-bentuk huruf hijaiyah dan memberikan pemahaman menyeluruh tentang cara pelafalan, fungsi setiap huruf, serta peranannya dalam bacaan suci. Sistem pembelajarannya fleksibel, dan pengajarnya pun sudah berpengalaman dalam membimbing peserta dengan pendekatan yang tepat.

Dengan memahami perbedaan antara huruf hijaiyah dan huruf Arab biasa sejak awal, proses belajar membaca Al-Qur’an akan berlangsung lebih lancar. Pembelajaran juga menjadi lebih terarah dan terasa bermakna. Pengucapan yang salah bisa berkurang secara signifikan, sehingga bacaan menjadi semakin tartil, menyentuh, dan menenangkan hati. Pemahaman yang kuat sejak dasar akan membuka jalan menuju pengalaman mengaji yang lebih khusyuk dan benar menurut tuntunan.

Belajar membaca Al-Qur’an kini bisa dilakukan dengan cara yang lebih mudah dan menyenangkan melalui konten video singkat di TikTok @Khoirunnas. Akun ini menyajikan penjelasan tentang huruf hijaiyah, tajwid, dan makhraj secara ringkas dan jelas, lengkap dengan contoh bacaannya. Cocok untuk yang ingin memperkuat pemahaman dasar membaca Al-Qur’an secara praktis dan tetap sesuai kaidah.

Kesimpulan: Perbedaan Huruf Hijaiyah dan Arab Biasa Wajib Dipahami

Masih banyak orang yang menyamakan huruf hijaiyah dengan huruf Arab biasa karena bentuknya terlihat mirip. Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang sangat mendasar dan tidak boleh diabaikan begitu saja. Huruf hijaiyah berfungsi sebagai dasar utama dalam membaca Al-Qur’an. Huruf ini lengkap dengan pelafalan, makhraj, dan hukum tajwid melengkapi huruf ini agar bacaan menjadi benar dan makna ayat tidak berubah. Sebaliknya, orang menggunakan huruf Arab biasa lebih banyak dalam konteks bahasa Arab sehari-hari. Misalnya dalam tulisan surat, percakapan, atau teks non-Qur’ani yang tidak menuntut kaidah tajwid dan tidak memiliki beban ibadah di dalamnya.

Memahami perbedaan ini secara utuh bukan hanya penting untuk meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an. Ini juga menjadi pondasi awal bagi siapa saja yang ingin belajar mengaji dengan benar dan bertahap. Program Khoirunnas menjadi salah satu solusi terbaik yang dapat diandalkan. Program ini tidak hanya mengenalkan huruf hijaiyah secara detail, tetapi juga membimbing peserta agar bisa membaca Al-Qur’an dari nol hingga lancar dengan pendekatan yang terstruktur, lembut, dan penuh keberkahan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top